Kebanyakan
orang menganggap sepele kebersihan telinga. Padahal, organ yang satu
ini memiliki peranan yang cukup penting dalam menjaga keseimbangan
tubuh. Karena itu, perawatannya tidak boleh asal-asalan.
Ear Candle
Therapy adalah salah satu jenis perawatan telinga yang patut dicoba.
Selain membersihkan rongga telinga dari kotoran, terapi ini juga mampu
menyembuhkan berbagai keluhan penyakit. Bahkan stres dan depresi
penyebab keriput dan jerawat pun bisa segera teratasi. Tertarik untuk
mencoba?
Telinga kotor maka pendengaran terganggu. Jangan anggap enteng kotoran
yang mengendap di rongga telinga. Banyak cara merawat telinga, namun
sedikit yang aman dan benar-benar higienis.
Sebagai pusat
keseimbangan tubuh, telinga memiliki bagian-bagian yang harus
diperhatikan. Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan selaput
gendang. Bagian tengah telinga terdiri atas selaput gendang hingga batas
otak. Sementara telinga bagian dalam terdiri atas alat pendengaran dan
alat keseimbangan. Pada telinga juga terdapat banyak sekali saraf
pengatur metabolisme tubuh. Jika saraf tersebut terganggu maka
metabolisme tubuh pun terganggu.
Di telinga luar berkumpul
kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kotoran kuping seperti daki yang
kerap muncul di daerah ini adalah endapan minyak yang dihasilkan
kelenjar tersebut. Fungsinya, menghalau serangga yang mencoba masuk ke
dalam telinga. Masalahnya, kita selalu mengorek bagian dalam telinga
dengan catton buds atau logam yang ujungnya cekung seperti sendok.
Padahal, menurut Dra Susana Budiman, terapis ahli dari Ear Candle Center
yang terletak di daerah Jelambar, Jakarta Barat, kebiasaan tersebut
justru mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam.
Kotoran
kuping akan keluar dengan sendirinya berkat dorongan mekanisme otot pipi
saat kita mengunyah makanan. Muara dari kotoran itu adalah daun
telinga, sehingga kita tak perlu mengambil risiko dengan mengorek-ngorek
telinga sampai ke bagian tengah dan dalam. Jika kita mengoreknya,
kotoran tersebut akan terperangkap dalam cekungan telinga yang bentuk
liangnya seperti huruf S. Akibatnya kotoran tak bisa keluar sendiri dan
setelah mengendap di dalam liang telinga akan mengeras dan membatu.
Ear Candle TherapyTerapi ini bukanlah hal baru di dunia kesehatan. Sekitar 4.000 tahun lalu suku Indian, penduduk asli
Amerika,
memanfaatkan ear candle untuk upacara spiritual. Ear Candle yang
digunakan saat itu terbuat dari kulit jagung yang dilapisi sarang lebah.
Saat ini kain linen digunakan sebagai pengganti kulit jagung.
Selain membersihkan telinga dari segala macam kotoran, terapi ini efektif untuk mengobati gangguan pendengaran, misalnya
migrain, vertigo, sinusitis,
insomnia,
autisme pada anak, bahkan stres atau depresi. "Pasien yang mengalami
depresi biasanya menjadi jauh lebih rileks setelah mengikuti terapi
ini," ujar Dra Susana Budiman yang akrab dipanggil Ibu susan ini.
Lilin
yang digunakan dalam terapi tentu saja bukan lilin biasa. Lilin khusus
yang digunakan disebut dengan ear candle. Bentuknya seperti lilin biasa.
Hanya saja bagian tengahnya berlubang seperti se
dotan
minuman. Lilin tersebut berdiameter 1,5 cm dan panjang kira-kira 20 cm.
Ear Candle terbuat dari sarang lebah, kain linen kualitas tinggi,
chamomile, dan sage yang bisa membunuh kuman di dalam telinga. Karena
menggunakan sarang lebah, warna ear candle bisa berubah sesuai musim,
tergantung pada jenis bunga yang madunya dihisap oleh sang lebah. Selain
lilin, diperlukan tatakan untuk mencegah serpihan lilin masuk ke dalam
telinga. Sementara otoscope, digunakan sebagai alat peneropong kondisi
telinga dari luar.
Sebenarnya, ada berbagai negara. Diantaranya
lilin dari Kanada. Lilin jenis ini menggunakan kapas di tengah-tengah
lubang sebagai filter. Namun, kapas ini justru mengundang masalah. Ada
kasus yang membuat seorang pasien di negeri itu harus menjalani operasi
gendang telinga setelah menjalani terapi. Ternyata, kapas tersebut
membuat asap lilin makin panas dan serpihan kapas panas itu jatuh ke
atas gendang telinga pasien. Karena itu, Susana tidak berani
menggunakannya.
Lain lagi dengan lilin produksi dalam negeri yang
kualitasnya kurang baik. "Kalau dibakar bukannya membersihkan telinga
malah bikin sampah dalam telinga," ujarnya. Selain kedua jenis tadi,
masih ada lagi jenis lilin yang ternyata tidak mampu mengangkat kotoran
dalam telinga. "Terbaik adalah ear candle yang berasal dari Amerika
Serikat. Kualitasnya bagus dan kandungan sage-nya mengandung antibiotik
alami. Karena itu, pasien harus selektif dalam memilih jenis lilin
sebelum diterapi," tambahnya sambil menunjukkan lilin tersebut.
Cara KerjaSebelum
terapi dilakukan, pasien harus melewati tahap pemeriksaan terlebih
dahulu. Misalnya, jika pasien bisu dan tuli dari lahir, pecah gendang
telinga, vertigo menahun, atau pendengaran kurang yang parah, terapi
harus dilakukan sebanyak minimal 7 kali dengan jarak 3 hari dan
menggunakan 6 batang ear candle. Sementara, jika penyakit yang diderita
pasien tidak terlalu parah, 3-5 kali terapi sudah cukup. Begitu pula
untuk kasus depresi atau stres, tergantung tingkat pada depresi yang
dialami pasien dan parah atau tidaknya jamur yang bersarang di telinga.
"Menjaga kebersihan telinga tergantung pada kondisi metabolisme pasien
karena tiap orang itu beda-beda," terangnya.
Dalam terapi, ear
candle bekerja seperti vacuum cleaner yang menyedot kotoran dengan
menggunakan perbedaan suhu dan tekanan. Lilin yang dibakar akan
menghasilkan panas. Tekanan udara di atas menjadi lebih rendah sehingga
asap putih hasil bakaran lilin masuk ke dalam telinga. Setelah tiga
perempat lilin terbakar, asap di dalam telinga pun menjadi jenuh. Dengan
adanya aliran udara dan tekanan lebih dari dalam telinga sambil membawa
partikel-partikel yang ada di dalam telinga, termasuk wax atau minyak
berlebih yang ada di dalam rumah siput. Minyak inilah yang juga dapat
menyebabkan timbulnya jerawat dan gangguan lain pada wajah.